4 upacara adat yang perlu diketahui oleh orang Mamasa




Disebut juga Pemali appa randanna.
Pemali            : larangan
Appa randanna     : empat tepi

artinya aluk dan pemali, dan waktunya terbagi empat dengan masing-masing upacara dan larangannya.

Adapun empat upacara yang dimaksud sebagai berikut:
1. Pa’banetauan. Mengenai upacara perkawinan; upacra itu dilakukansesudah masa Pa’bisuan. Dalam pelaksanaan perkawinan ditempu beberapa tahapan:
a. Mangusik : utusan dari pihak laki-lakimenghubungi keluarga perempuan terdekat dari perempuan yang hendak dipinang.
b. Ma’randang : dalam ma’randang hadir seluruh keluarga perempuan dan utusan resmi dari pihak laki-laki. Tujuan ma’randang ialah mendapat kata sepakat dari keluarga wanita secara resmi.
c. Ma’somba : perkawinan dengan dengan memotong hewan. Jumlah hewan yang dipotong tergantung derajat kedua belah pihak.

Dahulu Mamasa mengenal poligami. Tapi pada praktek poligami terbatas pada orang-orang kaya.

Mengenai orang yang berzinah dapat dituntut denda. Jika orang bercerai, orang yang menyebabkan perceraian itu wajib membayar somba (konpensasi perceraian), biasaanya dalam bentuk babi atau kerbau. Tingginya somba ditentukan sebelum atau pada masa perkawinan. Anak-anak bebas memilih dengan orang tua yang mereka ikuti

2. Pa’bisuan : pesta atau upacara-upacara penyembahan dewa-dewa (dewa-dewa dilangit dan tempat lainnya) dan roh nenek moyang. Biasanya dilakukan sesudah acara pa’tomatean. Ada bermacam-macam pesta yang dilakukan dari kecil sampai besar. Acara ini tidak boleh dilaksanakan pada waktu ada orang yang meninggal. 

3. Pa’totiboyongan : Upacara-upacara untuk padi dan larangannya. Upacara ini dimulai dari pertama menyentuh pekerjaan di sawah sampai pada masa menyimpan padi di lumbung
Pemali-pemali pa’totiboyongan berhubungan dengan penanaman dan pemotongan padi. Hasil padi tergantung dari bagaimana perhatian pada pemali itu. Korban-korban harus dibawa pada pelbagai waktu, dari penuaian sampai penanaman padi. Dewa-dewa dan nenek moyang sangat dihormati, karena mereka dapat memberi rezeki dan kesehatan. Kalau tidak diperhatikan atau terjadi pelanggaran keagamaan, dapat memberi penyakit atau maut.

4. Pa’tomatean : upacara itu dilaksanakan sesudah masa pa’totiboyongan.
Pa'tomatean Parengnge' Matasak, Parengge' dari  Orobua
Ikatan keluarga begitu kuat, sehingga tidak hilang sesudah orang meninggal. Orang Mamasa menghormati orang mati. Mereka telah masuk dalam suatu keadaan yang tidak dikenal. Mereka berkuasa untuk menguntungan atau merugikan orang yang hidup.
Suatu kepercayaan bahwa ada suatu tempat roh-roh orang mati berdiam. Roh-roh itu juga berada di sekitar kita mengawasi apakah orang yang hidup masih membuat segala sesuatu menurut kebiasaan mereka dulu, seperti membuat berbagai upacara rambu solo (asap yang turun). Makin tinggi kedudukan seseorang, makin banyak kerbau atau babi yang dikorbankan, dan semakin lama mayat disimpan di dalam rumah. Pesta terbesar disebut allun (ma’pandan-tandalanggan/tandasau’), ini menjamin kehidupan di tempat orang mati.

sumber : datanglah kerajaan-Mu, Drs.W.A. van der Klis

Komentar

Postingan Populer