Jenis-jenis pedang (La'bo) di Mamasa

Pedang dalam bahasa Mamasa disebut La'bo'

Tidak banyak yang tahu tentang keberadaan pedang-pedang ini. Tidak ada lagi yang membuatnya, tentu karena fungsinya yang sudah tidak relevan dengan jaman sekarang. Kalau pun masih ada, mungkin disimpan oleh pemiliknya sebagai benda pusaka atau kemungkinan yang lain sudah berada di pasar gelap. Seperti  jenis Penai misalnya, dalam sebuah situs jual beli senjata-senjata antik, semuanya habis terjual.

 

Menurut cerita, padang jaman dulu pedang sangat disakralkan. Beberapa pedang digunakan hanya untuk berperang. Ketika pedang dicabut dari sarung tidak boleh setengah2,itu merupakan sebuah pantangan, dan ketika tercabut sebuah pemali jika tidak memakan korban. Apabilah setelah mencabut tidak ada korban, biasanya sang pemilik melukai dirinya sendiri sebagai tumbal. Jadi orang Mamasa tidak boleh sembarang mencabut pedang. Musuh yang mati akan diambil kepalanya dan dibawa ke perkampungan sambil menari tarian Bulu londong. Tarian Bulu Londong yang asli katanya begitu.(maaf kalau salah, mohon diluruskan sola)

 

Setiap pedang mengambil korban jiwa, pada sisi bilah pedang akan diberi tanda garis. Jadi semakin banyak garis, bertanda semakin banyak korbannya. Ada juga pedang yang berfungsi ganda, disebut dua lalan. Fungsinya untuk perang dan untuk pemotongan kerbau.

 

Berikut jenis-jenis pedang Mamasa :


1. La'bo' Tabulahan







Deskripsi

Pedang dari Tabulahan, dibuat sebelum 1917
Dimensi
Bilah 49,5cm, 
pegangan 13,5cm, 
sarung 55cm 








2.  La'bo' Mamasa




Deskripsi
Pedang dari Mamasa dibuat sebelum 1917
Dimensi:
Bilah 41,2cm, 
greep 15cm, 
sarung 47,3cm 







3.  La'bo' Penai





Deskripsi
Pedang Penai Mamasa, dibuat sebelum1917
Dimensi
Bilah 45,7cm, 
greep 14cm, 
sarung 50cm











4. La'bo' Sumara







Deskripsi
Pedang Sumara 
Dibuat sebelum 1917
Dimensi
Bilah 45,7cm, 
Greep14cm 
Sarung 50cm 















Deskripsi
Pedang Mamasa, dibuat sebelum 1917
Dimensi
Bilah 45,7cm
Greep 14cm
Sarung 50cm 









Sumber Gambar : Tropenmuseum.com

Komentar

Postingan Populer